THE GOLDEN AGE OF ISLAM : Belajar dari sejarah sebagai penerang generasi masa kini
THE GOLDEN AGE OF ISLAM : Belajar dari sejarah sebagai penerang generasi masa kini
Muhadharah : Kamis, 27 November 2025 - Muhammad Idrus Permana
Peradaban Islam pada masa keemasannya memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Banyak ilmuwan Muslim yang berjasa, seperti Al-Khwarizmi yang memperkenalkan dasar aljabar dan algoritma, serta Al-Farabi yang berhasil menyatukan filsafat Islam dengan pemikiran Yunani. Selain itu, Jabir Ibnu Hayyan turut membangun fondasi ilmu kimia modern, dan Ibnu Sina melalui karyanya Al-Qanun fi al-Thibb menjadi rujukan utama dalam dunia kedokteran selama berabad-abad.
Dalam bidang perekonomian, Baghdad muncul sebagai pusat perdagangan internasional. Sistem Suftaja—sejenis cek kuno—menjadi alat transaksi jarak jauh yang aman dan praktis. Kemajuan teknologi pertanian serta jaringan perdagangan yang luas turut mendorong kesejahteraan masyarakat pada masa itu.
Di bidang sosial dan budaya, peradaban Islam dikenal sangat kosmopolitan. Berbagai etnis dari Arab, Persia, Yunani hingga India berkontribusi dalam perkembangan seni, arsitektur, literatur, serta pendidikan. Lembaga besar seperti Madrasah Nizhamiyah, Madrasah Al-Mustansiriyah, dan perpustakaan Bayt al-Hikmah menjadi pusat belajar yang melahirkan banyak cendekiawan.
Namun, peradaban yang besar ini akhirnya mengalami kemunduran akibat konflik internal, melemahnya perhatian terhadap ilmu pengetahuan, serta serangan dari bangsa luar. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa kejayaan hanya dapat dipertahankan dengan persatuan, semangat belajar, dan inovasi yang berkelanjutan.
Dari sejarah ini, generasi masa kini dapat mengambil hikmah bahwa ilmu, riset, dan pemikiran terbuka adalah kunci kemajuan. Nilai-nilai agama dan teknologi harus berjalan seimbang agar kehidupan modern dapat diarahkan pada kemaslahatan dan kebaikan bersama.